Hei semuanya ...tak ada yang tak
bisa hidup dengan bahagia didunia ini, dan tak ada kehidupan yang abadi kecuali
akhirat. Maka dari itu simaklah cerita dibawah ini. tentang sebuah hati dan
lidah yang saya petik dari sebuah novel dengan judul surat dahlan. Cerita
ini mengingatkan kita tentang pedihnya suatu hati dan lidah yang buruk dan
baik.
Mula-mula ada seorang yang sedang
bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Pada saat itu majikannya menyuruh agar
menyembelih domba. Lalu disembelihlah domba itu. Ketika ia melaporkan bahwa ia sudah menyembelih domba,
sang majikan menyuruhnya agar mengambilkan daging yang paling enak, lagi-lagi
ia bergerak dengan gesit. ia ambil lidah dan hati, dua bagian paling enak yang diminta
oleh sang majikan.
Ketika sang majikan menerima lidah dan hati darinya, sang majikan
bertanya padanya, “adakah bagian daging yang lebih enak dari pada lidah dan
hati ini?”
Lalu pembantu itu menjawab dengan
santun, “tidak ada tuan.”
Keesokan harinya, sang majikan
memerintahkan hal yang sama padanya. Kali ini, sang majikan menyuruhnya untuk
membuang dua bagian daging yang paling tidak enak. Segera ia membuang lidah dan
hati.
Sang majikan tertegun melihatnya,
karena tak tahan, sang majikan bertanya. “hei kemarin aku suruh kamu mengambil
dua bagian daging paling enak, kau bawakan untukku lidah dan hati. Hari aku
suruh kamu membuang dua bagian daging paling tidak enak, kau buang lidah dan
hati. Apa alasanmu?”
Dengan santun, sang pembantu
menjawab, “tuan, tak ada daging yang paling enak dan paling baik selain lidah
dan hati, tentu bila keduanya baik. Tapi, kalau keduanya tidak baik, tak ada
daging yang paling tidak enak selain lidah dan hati,”
Dari cerita diatas tentulah kita tau
bahwa kita haruslah menjaga lisan dan hati senantiasa baik . disini penulis
mengambil kesimpulan bahwa apabila lisan dan hati kita selalu baik, maka
senantiasa hidup kita akan tenang, tentram,dan aman. begitu dengan sebaliknya
apabila lisan dan hati kita buruk atau pun jelek. Buruk disini apabila hati
kita tak sabar, tak qona’ah(menerima yang sedikit), dan tak pernah ikhlas atas
suatu pekerjaan. begitu juga lisan kita tak pernah terjaga dari kata-kata yang
tak patut kita ucapkan.
“mulutmu harimaumu.”begitulah
pepatah mengatakannya. Mulut atau lisan ini laksana harimau yang apabila kita
berbuat jelek kepadanya, maka tak segan-segan ia akan menerkam kita.
Begitu juga sabda rasulullah:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ سَمِعَ أَبَا
حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ
أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Yang
artinya:
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami telah menceritakan
kepada kami Umar bin Ali dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa
dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di
antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga."
Dari
hadis tersebut tentulah kita tahu. Bahwa tak akan di peroleh surga kecuali
lisan kita terjaga dari perkataan yang tak baik. Maka dari itu marilah kita
bersama-sama menjaga lisan dengan baik.
Komentar
Posting Komentar