Langsung ke konten utama

JAGALAH LISAN DAN HATI



            Hei semuanya ...tak ada yang tak bisa hidup dengan bahagia didunia ini, dan tak ada kehidupan yang abadi kecuali akhirat. Maka dari itu simaklah cerita dibawah ini. tentang sebuah hati dan lidah yang saya petik dari sebuah novel dengan judul surat dahlan. Cerita ini mengingatkan kita tentang pedihnya suatu hati dan lidah yang buruk dan baik.
            Mula-mula ada seorang yang sedang bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Pada saat itu majikannya menyuruh agar menyembelih domba. Lalu disembelihlah domba itu. Ketika ia  melaporkan bahwa ia sudah menyembelih domba, sang majikan menyuruhnya agar mengambilkan daging yang paling enak, lagi-lagi ia bergerak dengan gesit. ia ambil lidah dan hati, dua bagian paling enak yang diminta oleh sang majikan.
            Ketika sang majikan  menerima lidah dan hati darinya, sang majikan bertanya padanya, “adakah bagian daging yang lebih enak dari pada lidah dan hati ini?”
            Lalu pembantu itu menjawab dengan santun, “tidak ada tuan.”
            Keesokan harinya, sang majikan memerintahkan hal yang sama padanya. Kali ini, sang majikan menyuruhnya untuk membuang dua bagian daging yang paling tidak enak. Segera ia membuang lidah dan hati.
            Sang majikan tertegun melihatnya, karena tak tahan, sang majikan bertanya. “hei kemarin aku suruh kamu mengambil dua bagian daging paling enak, kau bawakan untukku lidah dan hati. Hari aku suruh kamu membuang dua bagian daging paling tidak enak, kau buang lidah dan hati. Apa alasanmu?”
            Dengan santun, sang pembantu menjawab, “tuan, tak ada daging yang paling enak dan paling baik selain lidah dan hati, tentu bila keduanya baik. Tapi, kalau keduanya tidak baik, tak ada daging yang paling tidak enak selain lidah dan hati,”
            Dari cerita diatas tentulah kita tau bahwa kita haruslah menjaga lisan dan hati senantiasa baik . disini penulis mengambil kesimpulan bahwa apabila lisan dan hati kita selalu baik, maka senantiasa hidup kita akan tenang, tentram,dan aman. begitu dengan sebaliknya apabila lisan dan hati kita buruk atau pun jelek. Buruk disini apabila hati kita tak sabar, tak qona’ah(menerima yang sedikit), dan tak pernah ikhlas atas suatu pekerjaan. begitu juga lisan kita tak pernah terjaga dari kata-kata yang tak patut kita ucapkan.
            “mulutmu harimaumu.”begitulah pepatah mengatakannya. Mulut atau lisan ini laksana harimau yang apabila kita berbuat jelek kepadanya, maka tak segan-segan ia akan menerkam kita.
            Begitu juga sabda rasulullah:                                                                                                                                
      حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ سَمِعَ أَبَا حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
            Yang artinya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga."
            Dari hadis tersebut tentulah kita tahu. Bahwa tak akan di peroleh surga kecuali lisan kita terjaga dari perkataan yang tak baik. Maka dari itu marilah kita bersama-sama menjaga lisan dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERDAS DENGAN AMALAN ASMAUL HUSNA

Judul buku                 : Asmaul Husna untuk Nutrisi Otak Kanan dan Kiri Judul resensi              : Cerdas dengan Amalan Asmaul Husna                               Pengarang                 : Rizem Aizid Tahun terbit               : 2012 Tebal                         : 228 Halaman   Penerbit                     : DIVA Press Peresensi        ...

KEMBALIKAN HAL LAMA ITU

      Subhanallah semuanya telah rampung dalam genggaman tanganku. Aku akan berusaha sepenuhnya dengan menjalankan apa yang  telah saya lalui bersama saat ini. Tapi, mengapa hati ini masih mempertanyakan sebuah kepercayaan pada setiap gerak-gerikku dalam menjalankan sebuah proses belajar? aku rapuh saat tujuan itu hilang begitu saja, tanpa ada sepenggal alasan yang jelas. Aku ingin seperti dahulu kala, ketika aku masih menyantri disebuah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Begitu kerab akrabnya aku dengan sebuah buku, hingga terkadang aku melupakan hal yang menjadi kewajibanku dipondok. Tapi, saat ini semua itu terbalik. aku kerab lebih akrab dengan hal yang menjadi penghalang bagiku dalam meraih sebuah prestasi. Hingga aku lupa dengan teman sepanjang masaku, buku.            Apakah ini sebuah tanda kehancuran dan kerapuhan hidupku wahai Tuhanku, Ya Allah. Bantulah hamba ini agar selalu dekat dengan Engkau, ingat Engkau disetiap gerak...

PANTUN LEBARAN

Malam hari keliling desa Bangunin orang dapat pahala Ayo kita menunaikan ibadah puasa Dengan menu sahur yang tersedia Malah hari makan rujak cingur Aku ingat pesan leluhur Jangan terlalu malam untuk tidur Agar dapat menunaikan sahur